# fungsi
dari buffer di windows ini adalah untuk melihat waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pengiriman data packet[maksudnya jika melakukan ping dengan host berbeda
maka hasilnya juga akan berbeda]
#Lalu apa
maksud dari reply from 21.21.21.1: bytes=32 time<1ms TTL 128 ?
-TTL merupakan singkatan dari Time To Live, yaitu
waktu maksimum dari komputer saat mereply/membalas paket ICMP atau disebut juga
latency/delay. TTL pada windows secara default adalah 128.
-Mengapa jumlah TTL ini dibatasi ? hal itu untuk
mencegah terjadinya circular routing pada jaringan, karena itu setiap kali ping
packet melalui IP host maka nilai TTL akan dikurangi satu, hingga TTL memiliki
nilai 0. Dengan nilai 0 ini packet akan discard dan drop dengan keterangn TTL
expired in transit.
# Semakin
kecil nilai time dan paket loss dari hasil ping maka koneksi jaringan
yang dipakai semakin baik.
FUNGSI PING
Kegunaan PING antara lain adalah sbb:
- Mengetahui
status up/down komputer dalam jaringan.
- Kita
dapat mengecek apakah sebuah komputer up/down menggunakan perintah PING,
jika komputer tersebut memberikan response terhadap perintah PING yang
kita berikan maka dikatakan bahwa komputer tersebut up atau hidup.
- Memonitor
availability status komputer dalam jaringan.
PING dapat digunakan sebagai tool monitoring availibilitas komputer dalam
jaringan yang merupakan salah satu indikator kualitas jaringan yaitu
dengan melakukan PING secara periodik pada komputer yang dituju. Semakin
kecil downtime, semakin bagus kualitas jaringan tersebut.
- Mengetahui
responsifitas komunikasi sebuah jaringan.
Besarnya nilai delay atau latency yang dilaporkan oleh PING menjadi
indikasi seberapa responsif komunikasi terjadi dengan komputer yang
dituju. Semakin besar nilai delay menunjukkan semakin lamban respons yang
diberikan. Sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator
kualitas jaringan.
Banyak aplikasi hanya bisa dijalankan dengan
maksimal delay tertentu, sehingga sangat penting untuk mengukur delay pada
jaringan untuk memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan. Aplikasi yang
memerlukan delay kecil dikatakan sebagai delay-sensitive application dan
memerlukan jaminan agar maksimal delay selalu terjaga dalam komunikasi data
yang dilakukan, contohnya adalah network game, voice dan video conference
application.
PENGGUNAAN PING
Contoh penggunaan ping :
ping 192.168.1.2 –t
Paket akan dikirimkan terus menerus sampai ada penekanan tombol Ctrl + C.
ping 192.168.1.2 -n 32
Jumlah permintaan echo yang dikirimkan berjumlah 32 byte
ping 192.168.1.2 -l 32
Jumlah buffer yang dikirimkan sebanyak 32 byte
ping 192.168.1.2 -n 32
Jumlah waktu (timeout) untuk menunggu respon dalam
satuan milidetik. Pada contoh diatas waktu yang dibutuhkan adalah 1 milidetik.
Opsi yang lain dapat Anda lihat dengan mengetikkan
: ping /? pada prompt DOS Anda..
PERJALANAN PING
Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan
ping ke alamat IP Host B. Mari kita cermati langkah demi langkah perjalanan
datanya :
- Internet Control Message Protocol (ICMP)
menciptakan sebuah payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya
abjad di field data).
- ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet
Protocol (IP), yang lalu menciptakan sebuah paket. Paling sedikit, paket
ini berisi : sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan sebuah
field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka menggunakan 0x di
depan karakter heksadesimal , jadi di router mungkin terlihat seperti
0×01). Semua itu memberitahukan kepada host penerima tentang kepada siapa
host penerima harus menyerahkan payload ketika network tujuan telah
dicapai – pada contoh ini host menyerahkan payload kepada protocol ICMP.
- Setelah paket dibuat, IP akan menentukan
apakah alamat IP tujuan ada di network local atau network remote.
- Karena IP menentukan bahwa ini adalah
permintaan untuk network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default
gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry di Windows
dibaca untuk mencari default gateway yang telah dikonfigurasi.
- Default gateway dari host 192.168.0.7 (Host A)
dikonfigurasi ke 192.168.0.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default
gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface Ethernet 0
dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP 192.168.0.1 tersebut)
Mengapa demikian? Agar paket dapat diserahkan ke layer data link, lalu
di-enkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang
terhubung ke network 192.168.0.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat
hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa Host A, agar dapat
berkomunikasi dengan Host B, harus mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat
hardware Network adapter (LAN Card) dari default gateway di network local.
- Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat
apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di resolved
(diterjemahkan) ke sebuah alamat hardware:
Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link untuk dijadikan frame
(alamat hardaware dari host tujuan diserahkan bersama tersebut).
Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah
broadcast ARP akan dikirimkan ke network local untuk mencari alamat
hardware dari 192.168.0.1. Router melakukan respon pada permintaan
tersebut dan menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host akan
menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan melakukan cache alamat hardware
dari host A di cache ARP nya.
- Setelah paket dan alamat hardware tujuan
diserahkan ke layer data link, maka driver LAN akan digunakan untuk
menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh ini
adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan informasi
pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal dan tujuan,
dalam kasus ini juga ditambah dengan field EtherType yang menggambarkan
protocol layer network apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data
link- dalam kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu
terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS) yang menjadi
tempat penyimpanan dari hasil perhitungan Cyclic Redundancy Check (CRC).
- Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan
ke layer Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini
adalah kabel twisted-pair) dalam bentuk bit-bit, yang dikirim saru per
satu.
- Semua alat di collision domain menerima
bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing
melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak
cocok, frame akan dibuang.
Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek untuk melihat
apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh ini, dicek apakah cocok
dengan interface Ethernet 0 dari router).
Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk mencari
protocol yang digunakan di layer Network dengan cara :
- Paket ditarik dari frame, dan apa yang
tertinggal di frame akan dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang
tercatat di field Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.
- IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan
IP. Karena alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang
dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router penerima akan
melihat pada alamat IP network tujuan di routing tablenya.
Routing table harus memiliki sebuah entri di network 192.168.10.0, jika
tidak paket akan dibuang dengan segera dan sebuah pesan ICMP akan dikirimkan
kembali ke alamat pengirim dengan sebuah pesan “destination network
unreachable” (network tujuan tidak tercapai)
Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di tabelnya,
paket akan dialihkan ke interface keluar (exit interface)—pada contoh,
interface keluar ini adalah interface Ethernet 1.
- Router akan melakukan
pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.
Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan
pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.
- Jika alamat hardware dari Host B sudah
ditemukan, paket dan alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer
data link untuk dibuat menjadi frame.
- Jika alamat hardware tidak pernah
diterjemahkan atau di resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache
ARP), router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari interface E1
untuk alamat hardware 192.168.10.3.
Host B melakukan respond dengan
alamat hardwarenya, dan paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke
layer data link untuk dijadikan frame.
- Layer data link membuat sebuah frame dengan
alamat hardware tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir
dari frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan keluar
pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan satu per satu.
- Host B menerima frame dan segera melakuakan
CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat
hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field Ether-Type
akan di cek untuk menentukan protocol yang akan diserahi paket tersebut di
layer Network—Pada contoh ini, protocol tersebut adalah IP.
Sedangkan pengertian TTL (Time To Live) sendiri
adalah sebagai berikut:
Time to Live
(TTL) adalah mekanisme yang membatasi umur data
dalam komputer atau jaringan. TTL dapat diimplementasikan sebagai counter atau
timestamp terpasang atau tertanam dalam data. Setelah hitungan peristiwa atau
jangka waktu yang telah berlalu, data akan dibuang. Dalam jaringan komputer,
TTL mencegah paket data dari beredar terun menerus (tanpa batas). Dalam
aplikasi komputasi, TTL digunakan untuk meningkatkan kinerja caching atau
meningkatkan privasi.
TTL adalah nilai waktu termasuk dalam paket yang
dikirim melalui TCP / IP berbasis jaringan yang memberitahu penerima berapa
lama waktu untuk terus atau menggunakan paket atau data yang dimasukkan sebelum
waktunya habis dan membuang paket atau data.
Time-to-Live (TTL) telah
diubah namanya pada IP versi 6. Dalam hal ini disebut hop limit dan
memiliki fungsi yang sama seperti pada TTL di IPv4.
Nilai dari TTL akan muncul pada
beberapa utilitas jaringan sepertiPing, traceroute,
dan utilitas jaringan PathPing untuk
mencoba untuk mencapai komputer host yang diberikan atau untuk melacak rute ke
host tersebut. (Materi Jaringan Dasar from Mr. Erawan)